Setahun Sekali
Setahun sekali. Itu yang terpikir ketika gue sehabis sholat Ied berjalan berkeliling ke tetangga-tetangga. Iya, ternyata gue cuma setahun sekali ketemu tetangga-tetangga gue dan ngobrol banyak, sementara hampir setiap hari ketemu ketika berangkat dan pulang, dan cuma mengucapkan salam semata. Cuma setahun sekali gue bersilaturahmi ke rumah tetangga-tetangga gue. Cuma setahun sekali gue ketemu teman-teman bermain gue waktu kecil, dan bisa bercanda lagi. Bahkan gue baru menyadari kalau gue punya tetangga baru, padahal sudah hampir setahun mereka tinggal. Gara-gara cuma setahun sekali. Miris. Cuma setahun sekali.
Sms-sms ucapan selamat Idul Fitri terus berdatangan. Sms dari orang-orang yang cuma setahun sekali mengirimkan sms. Dan cuma setahun sekali gue akses namanya di daftar buku telepon di ponsel gue, untuk gue kirim sms. Cuma setahun sekali. Miris.
Tapi, walau cuma setahun sekali, gue bersyukur bahwa gue masih diberi kesempatan untuk bersilaturahmi, baik datang langsung, lewat telepon, atau lewat sms. Gue bersyukur selama ini gue masih diberi kesempatan untuk kembali bersilaturahmi di tahun berikutnya. Dan gue selalu berharap bisa mendapatkan tahun selanjutnya untuk bersilaturahmi, walau cuma setahun sekali. Ya, setahun sekali. Saat Idul Fitri.